
TBC adalah penyakit menular, yuk kenali gejala TBC
Berlaku sampai
22 Sep 2022
TBC adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meski demikian termasuk jenis penyakit menular dan bisa menjalar pada area yang lainnya, bukan hanya paru-paru. Bagian yang rentan ini bisa jadi adalah organ lain, seperti ginjal, tulang, kulit, organ-organ yang lainnya hingga otak.
Meski
demikian, harapan hidup pasien TBC masih sangat bisa diusahakan. Tentunya
dengan tidak menunda penanganan dan pengobatan, karena penyakit ini membutuhkan
setidaknya 6 bulan untuk bisa kembali pulih. Kita bahas lebih lanjut untuk bisa
mengetahui tentang penyakit ini.
Penyebab TBC
adalah bakteri dan penularan lewat droplet
Mycobacterium
tuberculosis merupakan bakteri yang sering menyerang paru-paru dan menyebabkan
terjadinya TBC. Tidak semua orang yang terkena bakteri ini akan sakit, namun
dalam kondisi yang menurun dan penanganan yang tidak segera, dapat menyebabkan
kondisi yang fatal.
Kriteria
orang yang mudah terpapar TBC adalah mereka dengan kekebalan tubuh rendah.
Selain itu, juga mereka yang merupakan perokok, terpapar asap rokok atau
paru-parunya sering terpapar polutan, mengalami ketergantungan narkoba, asupan
gizi tidak seimbang serta orang-orang yang memiliki HIV/AIDS.
Penularan
TBC bisa melalui droplet orang yang mengidap, ketika batuk atau bersin. Oleh
karena itu, penggunaan masker sangat penting bagi mereka yang interaksinya
dekat dengan penderita penyakit ini. Indonesia termasuk 1 dari 5 negara yang memiliki
kasus TBC tinggi.
Gejala
penyakit yang sering muncul
TBC pada
awalnya tidak menunjukkan gejala karena bakteri belum aktif. Apabila waktunya
bakteri tersebut aktif, salah satu gejala yang muncul adalah batuk berdahak.
Perhatikan apabila batuk berdahak ini menunjukkan warna seperti karatan atau
beserta dengan darah. Batuk ini bisa bertahan hingga dua minggu lamanya atau
lebih.
Bila kondisi
tubuh semakin tidak kondusif, bakteri yang semakin berkembang dan menyerang
bisa menyebabkan penurunan berat badan dan nafsu makan. Selain itu, bisa
terjadi demam atau muncul keringat dingin di malam hari.
Kondisi
infeksi yang telah menggerogoti paru, dapat menimbulkan sesak nafas dan nafas
yang berbunyi. Seperti yang telah kita bahas di awal, TBC bisa menyerang bagian
lain, seperti tulang atau otak. Apabila terasa ada keluhan lain seperti nyeri
sendi dan tulang atau kondisi lain, sebaiknya segera memeriksakan lebih lanjut,
sebab dapat menjadi sinyal bahwa bakteri sedang menyebar.
Penanganan
penyakit
Pasien TBC
memang sebaiknya memiliki ruang tersendiri untuk meminimalisir terjadinya
penularan. Meski demikian sebenarnya tidak semua orang dengan kondisi ini perlu
isolasi. Oleh sebab itu, bisa berkonsultasi dan meminta arahan medis mengenai
urgensi untuk melakukan isolasi diri bila perawatan di rumah. Orang yang kontak
erat untuk merawat, sebaiknya menggunakan masker saat menangani pasien.
Orang dengan
TBC perlu mendapat support dari lingkungan sekitarnya. Misalnya mengingatkan
untuk minum obat sesuai jadwal, memberikan semangat dan mendengarkan bila
pasien berkeluh kesah. Orang yang mendampingi pun sebaiknya memiliki kapasitas
yang telaten untuk merawat.
Penanganan
secara medis sendiri tergantung dari bagaimana kondisi pasien saat datang ke
rumah sakit. Beberapa membutuhkan observasi lebih lanjut bila dokter menengarai
adanya indikasi TBC. Misalnya melakukan pengecekan dengan rontgen paru-paru,
cek darah, serta pemeriksaan pada kondisi dahak.
Berikutnya
dokter akan memberikan rekomendasi apakah penderita perlu menjalani perawatan
di rumah atau rumah sakit. Perlu kita pahami dan memberikan pengertian kepada
pasien bahwa pemulihan TBC perlu untuk presisi dan membutuhkan waktu yang
panjang. Artinya sebaiknya konsisten dengan jam minum obat dan jadwal kontrol,
serta perlu kesabaran untuk bisa sembuh kembali.
Penyakit TBC
memang memiliki risiko, namun dengan dengan menelateni pengobatan dengan rutin
dan seksama, probabilitas kesembuhannya masih sangat tinggi.
Mencegah
terjadinya TBC adalah hal yang bijak
Kita semua
tentunya ingin senantiasa bisa bernafas dengan lega dan dalam kondisi yang
sehat. Akan lebih baik untuk mencegah daripada mengobati penyakit. Ada beberapa
cara untuk bisa menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernafasan kita, serta
kesehatan secara keseluruhan. Di antaranya adalah:
- Menghindari begadang, karena pada waktu
tidur di malam hari adalah saat di mana seluruh organ tubuh melakukan
rejuvenasi untuk tetap bisa berfungsi dengan optimal.
- Menghindari polutan dengan menggunakan
masker di lokasi yang potensi berpolusi atau infeksius, sehingga bisa
menjaga ketahanan paru-paru dan sistem pernafasan dari bakteri dan virus.
- Mencuci tangan. Meski protokol kesehatan
ini banyak penerapannya saat pandemi Covid-19, sebenarnya sangat
bermanfaat secara umum dan luas. Termasuk untuk pencegahan TBC dan
hepatitis.
- Menjaga kesehatan dengan konsumsi makanan
seimbang nutrisi. Kesehatan datang dari pencernaan, sehingga apa yang kita
makan cukup menentukan kondisi tubuh secara keseluruhan.
- Olahraga baik di ruang terbuka maupun tertutup.
Olahraga membantu mengaktifkan metabolisme dan membakar bahan energi di
dalam tubuh. Sehingga imunitas lebih kuat. Olahraga di ruang terbuka juga
sangat membantu menyeimbangkan kestabilan suasana hati dan mendapat asupan
vitamin D karena terpapar sinar matahari.
- Mengelola stres, karena termasuk faktor
yang bisa memicu terjadinya berbagai penyakit dan penurunan imunitas
tubuh.
- Tidak merokok atau menghindari paparan
asap rokok. Bagi perokok sendiri, mungkin hal ini agak sulit, apalagi
cukup banyak yang berpikir bahwa paru-parunya masih baik-baik saja meski
lama merokok.
Namun perlu
kita pahami bahwa rokok memberikan dampak ke dua sisi, bila tidak ke diri
sendiri, maka ke orang lain yang ada di sekitarnya. Maka sebaiknya lebih
bijaksana untuk tidak merokok di tempat umum, mengurangi atau berhenti sama
sekali untuk kesehatan bersama.
TBC merupakan
penyakit menular dan memiliki risiko kematian yang tinggi. Semakin cepat
penanganannya akan semakin baik. Dapat mencegah faktor risikonya, maka akan
lebih baik. Mari senantiasa menjaga anugerah kesehatan yang kita dapatkan,
sebab dengan tubuh yang sehat bisa lebih banyak melakukan aktivitas yang
bermanfaat.
Sumber : https://www.klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=10355